Kebakaran hutan yang terjadi di riau, jambi, Kalimantan dan
kota-kota lainnya membuat dampak yang cukup besar bukan hanya menggangu
pernafasan tapi juga membatasi jarak pandang. Beritanya selalu menjadi trending
topic, headline di media masa juga media sosial. Sebenarnya fenomena asap ini sudah
terjadi dari tahun ke tahun tapi kalau melihat tahun ini sepertinya lebih parah
dari tahun-tahun sebelumnya. Banyak pihak yang menyalahkan pemerintah, terutama
pak presiden Bapak Jokowi yang terhormat. Atas sikapnya dalam menangani bencana
asap di musim kemarau seperti ini. Sebelum menyalahkan sana-sini, bahkan
menghujat cobalah kita instropeksi diri seperti pada lirik lagu Ebiet G Ade
dalam lagunya “Untuk kita renungkan”
Anak menjerit-jerit, asap
panas membakar,
lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat
bahwa kita mesti banyak berbenah
Ya, kita harus banyak berbenah. Mulai dari kebiasaan kita
terutama para perokok yang sering meracuni anak, istri, teman, sanak saudara.
Yang mengambil alih udara segar lalu terpaksa menciutkan lubang hidungnya
karena asap rokok kita. Uang yang seharusnya kita belikan untuk kepentingan
yang bermanfaat habis sudah terbakar demi kesenangan, demi memuaskan diri yang
sampai saat ini tak bisa melepaskan diri dari candu nikotin. Oh, jangan
sekali-kali anda berdebat dengan para perokok, karena perokok punya 1000 macam alasan
untuk mengelak. Yah, kita lihat saja dari kebiasaan buruk ini, mungkin Allah
sedang menampar kita dengan asap. Jangankan membelanjakan harta pada hukum yang
tergolong mubah dan makruh yang haram saja tak terfikirkan,
astaghfirullahhaladzim.
Ilustrasi "google image"
Menurutku
bencana besar seperti ini terdapat 3 hal besar. Yakni ujian, peringatan dan
bahkan azab. Ujian, kalau mendengar ustad-ustad ceramah yang namanya ujian itu hanya
sebentar. Sering diistilahkan seorang anak SD masa belajarnya 6 tahun sedangkan
ujiannya hanya 6 hari, seorang anak SMP dan SMA masa belajarnya 3 tahun
sedangkan masa ujiannya hanya 3 hari. Nah inilah ujian. Ya benar juga sepanjang
tahun di mulai dari pagi hari sampai pagi lagi kita merasakan udara segar tanpa
asap. Lalu dimusim kemarau seperti ini Allah menyempitkan udara segar, ya
inilah ujian yakni bagi mereka hamba-hamba Allah yang senantiasa istiqomah,
bersyukur dikala mendapatkan rezeki, bertawakal di kala kenyataan tak sesuai
harapan dan bersabartat kala mendapat kesulitan.
Peringatan,
bisa jadi ini adalah peringatan terutama bagi kita yang selama ini selalu saja
berbuat dosa. Allah ingin agar kita sadar dan kembali pada jalan pertobatan.
Adzab, Allah
sedang menunjukan kuasa-Nya. Ini di khususkan bagi mereka yang benar-benar
bebal. Yang sudah tak ada harapan lagi untuk bertobat, Allah kan maha tahu dan
maha segalanya jadi Dia yang lebih berhak menghukum hamba-hambanya yang
berdosa.
Dari ujian, peringatan dan adzab, kita harus menekankan
kepada diri sendiri. Kalau diri kita yang tertimpa musibah kita anggap ini
adalah peringatan atau bahkan adzab bagi kita, dan jikalau orang lain yang
sedang tertimpa musibah kita ucapkan padannya. Sabar… ini ujian buatmu. Dan jangan
di balik, Woy… bro. ini adzab buat lu, lu sih banyak dosa ! Wah… bisa di gampar
lu bro….
1 hal lagi bro, mudah-mudahan para perokok bertobat dan para
pedagang rokok insyaf. Aamiin. :D
Baca juga : Bahayanya Jadi Mak Comblang !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar